Gagal Ujian S2 di Jepang (Part 3)
Dapat
kartu ujian, bukannya bikin lega justru malah tambah dag dig dug karena ujian interview sebentar lagi didepan mata. Meskipun
seminggu sebelum ujian udah bikin ribet si Taka karena harus nulis furigana di
research plan-ku kemarin. Wajar, kemampuan membaca kanji-ku sangat rendah
sekali. Jadi,mau gak mau harus minta bantuan Taka (lagi).
Bisa
bayangin kan ngapalin research plan
dengan bahasa Jepang itu ibarat ngapalin teori-teori sosiologi berikut dengan biography tokohnya. Oh my godness !!! Kok gak hapal-hapal ya ? Bahkan sampai H-3 juga
belum hapal. Gawat nih ! Padahal udah coba untuk ngapalin sendiri sambil ngaca
di depan cermin, udah coba juga simulasi bareng Taka & Takako, sempet
berhasil sih tapi ilang lagi.
Karena
sudah hampir desperate gara-gara gak hafal, akhirnya coba tanya-tanya senior
yang udah berhasil. Maksudnya sih, biar bisa dapat gambaran tentang pertanyaan
apa aja yang biasanya dilontarkan para sensei.
Betul
kan, ternyata ada beberapa pertanyaan yang belum sempat terpikirkan sebelumnya.
Tambah lagi deh hafalannya. Padahal hari interview
tinggal 2 hari lagi. Bisa dibayangkan sendiri deh, betapa hectic-nya, mau terus-terusan simulasi
juga gak enak. Mereka berdua pastinya punya acara sendiri-sendiri.
Setalah
mencurahkan semua kemampuan untuk menghafal, hari ujian pun tiba. Bermodal
sepatu hasil pinjeman, datang 30 menit sebelum ujian, hafalan kira-kira hanya
tinggal 30% dan sisanya nervous.
Tibalah nomor urutanku yang dipanggil. Yup nomor dua dari dua peserta yang
mengikuti ujian di UNS.
Melangkah
dengan kaki yang sedikit gemetar, tubuh sedikit oleng, dan tangan dingin yang
berkeringat. Parah abis nih nervous-nya,
padahal niat gak niat lho. Anyway,
ujian udah di depan mata nih dan bismillah.... Berbagai pertanyaan pun
diajukan.
“Sumimasen,
zen zen wakarimasen (maaf, saya benar-benar tidak mengerti),” kataku, dengan
mimik muka yang benar-benar kebingungan. Daripada aku mikir dan diam dalam
waktu yang cukup lama, mending aku bilang gak ngerti aja kalau benar-benar gak
ngerti. Tapi ya, karena mayoritas gak ngerti, akhirnya kata-kata itu keluar
terus deh.
Hasilnya dari empat pertanyaan yang
diajukan, hanya ada 2 aja yang bisa dijawab. Dan jelas sudah ujian S2-nya
gagal. Tapi mereka justru memberiku kesempatan untuk bisa mengikuti program research student disana. Yah gak apa-apa
deh, lagipula kan batu loncatan. OK,
research student I am coming !!!
IKA NUR SETIYAWATI
Instagram : @ikanursetiyawati
Youtube channel : Ika Nur Setiyawati
WA & LINE : +817042277168
E-mail : ikanursetiyawati@gmail.com
Comments